Aku berhenti pada sebuah titik
tepat, ditepi hari ketika mentari malas memerah
Hangat berganti dingin, menusuk belulang, bersama kabut yang datang pelan-pelan
Dan kata menjadi tak bermakna
Disini diatas kursi kebimbangan,
fikiran tak tentu arah, begerak ibarat ombak dilaut lepas
Menggulung semua kenyataan, memuntahkan sebagian perasaan
Entah itu cinta, entah itu benci
Tiba-tiba aku teringat, sebuah keadaan
Yang pernah terlewati sebelumnya, ketika karam dalam malam
Sisa-sisa lahar cinta yang dingin mengalir dari kepundan hati
Hilang begitu saja, tidak! tidak! ini bukan Dejavu
Dan ku akhiri tulisanku dengan titik, karna perasaanku juga berhenti pada titik.
Oleh: Magid
Tuesday, February 10, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment