Bayangkan kita di Gaza
Dencing peluru memburu diantara tapak harapan
Angin berhembus beraroma misiu
Bercampur anyir darah yang terserak serambinya
Di kejauhan, terlihat mentari menangisi ribuan kepala yang tersisa
juga yatim yang kehilangan bapak ibunya
Bayangkan kita di Gaza
Tapi, kau lelah menghitung waktu
Ketika mendapatkan sepotong roti harus mengorbankan nyawa
Dan mengantri disela hujan bom yang hening sejenak
Senja yang datang tak bisa kau rasakan
Hanya bisa kau hitung dari jam sisa seorang mujahid yang terbunuh
Karna langit tertutup asap dari sebuah ledakan yang tak jauh darimu berpijak
Bayangkan kita di Gaza
Hidup dalam sengketa, dalam sejarah yang tak terhentikan
Seperti rudal yang jatuh diantara saudara-saudaramu!
Allah maha besar! Allah maha besar! doa hanya menjadi pegobat sementara
Bahwa harapan masih ada sisa, dan rudal itu jatuh juga!
Magid, Januari 2009

No comments:
Post a Comment