Wednesday, May 11, 2011

Refleksi Diri

Aku  heran terhadap diriku yang yakin adanya (siksa) kubur,
tapi masih dapat bersuka-ria?
Aku kaget terhadap diriku yang meyakini adanya hisab,
tapi memilih berkiblat pada Dunia

Dan Aku pun heran terhadap diriku yang yakin akan sempitnya alam kubur,
namun masih tertawa larut dalam dunia?
Aku heran terhadap diriku
yang yakin tentang adanya akhirat, siksaan, kenikmatan, dan kelanggengannya, tapi masih sering lengah?

Aku heran terhadap diriku yang yakin terhadap neraka dengan siksanya,
Tapi memilih tidur nyenyak dan tidak memeranginya?
Aku heran terhadap diriku yang yakin akan surga dan kenikmatannya,
tapi memilih tidur nyenyak dan tidak mencarinya?
Aku heran terhadap diriku yang yakin akan dunia dan kefanaannya,
Tapi masih saja merasa tenang di dunia?

Monday, May 9, 2011

Sebuah Catatan Untuk Hana Hikoyobi


"Demokrasi Pancasila itu keharusan, demokrasi itu harga mati, demokrasi itu la roiba fii" begitu Emha Ainun Najib atau biasa disapa Cak Nun, menegaskan dalam catatanya. Seolah dia ingin membuka mata bangsa ini yang sebenarnya telah salah kaprah dalam menerjemahkan "demokrasi". Baginya, bangsa Indonesia telah menempatkan demokrasi diatas segala hal urusan konstitusi, termasuk mengeliminir keberadaan Tuhan. Dia bisa memaksakan kehendak.

Sebuah Sajak Tentang Hujan

Dingin tak tercatat, pada dinding
Seluruh Kota hanya basah,
Menyisakan warna pucat
pada etalase langit

Kemudian senja datang lebih awal
seperti dalam kisah dampo awang

Tuhanku, aku di sini bukan untuk melawan
Aku berdiri hanya ingin bertahan
Dalam dingin kabut
semangat makin mengkerut

Di halaman, kulihat titik-titik air memahat tanah
seperti sedang melukis takdir kota ini dalam ornamen lubang


Magid, Batam 10 Mei 2011

Berita Batam