
"Sangat kecil, sehingga cukup praktis digunakan tapi efektif memantau musuh dalam jaungkauan yang jauh. Operator hanya tinggal menekan sistem touchscreen tablet," kata Charles Barlow, dikutip batamtoday dari laman Aeryon Labs, Senin, 29 Agustus 2011.
Diakui Aeryon, konflik di Libya mereka manfaatkan untuk melakukan ujicoba senjata baru yang diproduksi dalam jumlah besar. Hasilnya, Aeryon Labs mengklaim bahwa tehnologi Aeryon Scout telah berhasil bekerja sempurna.
"Sistem ini telah beroperasi dengan sempurna, tanpa insiden cukup mengesankan bagi mereka yang akrab dengan statistik UAV kecil lainnya di layar operasional," kata Charles Barlow.
Diakui Aeryon Labs, pihaknya didekati pemberontak Libya sekitar awal Juni 2011 lalu. Saat itu, pemberontak yang tergabung dalam Dewan Transisi Nasional (TNC) mengaku perlu dukungan untuk memperkuat sistem udara, sehingga mereka dapat memantau pergerakan musuh terutama di daerah yang asing bagi pemberontak yang dikuasai Khadafi.
No comments:
Post a Comment