Kompas.Com, 12 Maret 2010
KOMPAS.com — Virus penyebab AIDS atau HIV (Human Immunodeficiency Virus) bisa bersembunyi di sumsum tulang, tidak tersentuh obat dan di kemudian hari bangkit dan menyebabkan penyakit. Dengan mengetahui cara virus ini bersembunyi, para ahli berharap di masa depan bisa menemukan terapi melawan virus ini.
Dalam laporannya yang dimuat dalam jurnal Nature Medicine, Dr Kathleen Collins dari University of Michigan dan timnya menjelaskan, virus HIV bisa menginfeksi sel sumsum tulang yang terkadang masuk melalui sel darah.
Menurut Collins, virus akan berdiam di sel sumsung tulang, tetapi ketika sel awal masuk ke dalam sel darah, virus itu akan kembali aktif dan menyebabkan infeksi baru. Virus akan membunuh sel darah baru dan berpindah ke sel lain dan menginfeksi.
“Langkah pertama sebelum menyingkirkan sel virus ini adalah memahami bagaimana infeksi laten akan berlanjut,” kata Collins.
Kemajuan teknologi pengobatan telah berhasil mengurangi angka kematian akibat AIDS, tetapi penderita AIDS harus terus minum obat mereka agar infeksi tidak kembali. Menurut Collins, ini adalah indikasi bagaimana obat melawan virus. “Beberapa jenis virus penyakit memilih untuk bersembunyi dan muncul kembali begitu pengobatan dihentikan,” tuturnya.
Salah satu tempat persembunyian awal adalah di sel darah yang disebut macrophages. Tempat lain adalah Sel-T. Menurut Collins, masih banyak tempat lain yang menjadi tempat persembunyian virus HIV.
Dengan mengetahui sumber-sumber infeksi, diharapkan pasien AIDS tidak akan bergantung lagi pada obat-obatan setelah infeksinya berakhir. “Sekarang ini pasien AIDS bergantung pada obat seumur hidupnya,” katanya.
Tuesday, March 16, 2010
Iran Mengklaim Berhasil Temukan Obat Aids
Iran yang sedang memiliki masalah atas program nuklir mereka (dan dijatuhi sangsi PBB) kini menggebrak lagi dengan pernyataan dari Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Presiden Iran ini mengklaim bahwa mereka sudah memiliki penyembuh untuk penyakit mematikan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Truth atau hoax?
Pidato yang disesuaikan dengan hari Revolusi Iran ini, mengatakan bahwa obat untuk AIDS ini sedang dikembangkan dan diambil dari tanaman obat-obatan (herbal medicine). Obat ini dinamakan IMOD dan menurut Menteri Kesehatan Iran, obat ini efektif dan tidak memiliki efek samping (quote from Ynetnews.com*).
Haha..setelah mampu meneruskan program nuklir mereka tanpa bantuan dari PBB, Iran ternyata mampu melakukan sesuatu yang lebih fenomenal. Seberapa jauh sebenarnya kemampuan para peneliti di Iran? Amerika yang mati-matian menentang program nuklir di Iran, sebaiknya mulai pasang kuping tentang potensial Iran.
Kenapa?
AIDS itu penyakit mematikan yang memakan korban jutaan orang di dunia. Bukan penyakit TBC yang sudah ada obatnya meski juga sama-sama mematikan. AIDS ini tidak memiliki obat dan ini yang selalu ditakutkan manusia: penyakit yang tidak ada penyembuhnya. Kalo penyakit influenza ga ada penyembuhnya, mungkin juga jadi mematikan. Setelah sekian lama manusia bergelut dengan HIV dan AIDS, banyak obat yang mengklaim bisa menjadi obat AIDS. Dari obat China dan obat traditional, sehingga pengobatan yang tidak masuk akal sekalipun. Diantara obat “alternatif” itu, tidak satupun yang menembus pasaran dunia, kira-kira kenapa ya?
Dunia pengobatan tiba-tiba di-shock-an dengan penemuan Iran yang mengklaim bahwa obat AIDS yang dicari-cari selama bertahun-tahun ada di Iran. Dari sisi komersial sudah jelas sekali bahwa obat ini akan laku keras dan tidak perlu menggambar garis equilibrium untuk menentukan harga ( capitalist way of thinking ). Jutaan orang sedang menderita AIDS sekarang dan sebagian kecil dari mereka menerima perawatan (treatment) yang TIDAK menyembuhkan. Jika berita tentang IMOD ini benar, manusia akhirnya memecahkan salah satu kebuntuan dalam kelangsungan hidup mereka.
Selain dari potensial komersial, Iran akan memiliki political bargaining power. Mereka memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh negara lain dan negara lain sangat membutuhkan. Dari segi politis Iran bisa memiliki banyak keuntungan dengan negara-negara lain, termasuk negara penentang seperti Amerika, Inggris dan Prancis.
Jika berita tentang obat ini benar, apakah Iran mau berbagi dengan negara-negara lain?
Pidato yang disesuaikan dengan hari Revolusi Iran ini, mengatakan bahwa obat untuk AIDS ini sedang dikembangkan dan diambil dari tanaman obat-obatan (herbal medicine). Obat ini dinamakan IMOD dan menurut Menteri Kesehatan Iran, obat ini efektif dan tidak memiliki efek samping (quote from Ynetnews.com*).
Haha..setelah mampu meneruskan program nuklir mereka tanpa bantuan dari PBB, Iran ternyata mampu melakukan sesuatu yang lebih fenomenal. Seberapa jauh sebenarnya kemampuan para peneliti di Iran? Amerika yang mati-matian menentang program nuklir di Iran, sebaiknya mulai pasang kuping tentang potensial Iran.
Kenapa?
AIDS itu penyakit mematikan yang memakan korban jutaan orang di dunia. Bukan penyakit TBC yang sudah ada obatnya meski juga sama-sama mematikan. AIDS ini tidak memiliki obat dan ini yang selalu ditakutkan manusia: penyakit yang tidak ada penyembuhnya. Kalo penyakit influenza ga ada penyembuhnya, mungkin juga jadi mematikan. Setelah sekian lama manusia bergelut dengan HIV dan AIDS, banyak obat yang mengklaim bisa menjadi obat AIDS. Dari obat China dan obat traditional, sehingga pengobatan yang tidak masuk akal sekalipun. Diantara obat “alternatif” itu, tidak satupun yang menembus pasaran dunia, kira-kira kenapa ya?
Dunia pengobatan tiba-tiba di-shock-an dengan penemuan Iran yang mengklaim bahwa obat AIDS yang dicari-cari selama bertahun-tahun ada di Iran. Dari sisi komersial sudah jelas sekali bahwa obat ini akan laku keras dan tidak perlu menggambar garis equilibrium untuk menentukan harga ( capitalist way of thinking ). Jutaan orang sedang menderita AIDS sekarang dan sebagian kecil dari mereka menerima perawatan (treatment) yang TIDAK menyembuhkan. Jika berita tentang IMOD ini benar, manusia akhirnya memecahkan salah satu kebuntuan dalam kelangsungan hidup mereka.
Selain dari potensial komersial, Iran akan memiliki political bargaining power. Mereka memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh negara lain dan negara lain sangat membutuhkan. Dari segi politis Iran bisa memiliki banyak keuntungan dengan negara-negara lain, termasuk negara penentang seperti Amerika, Inggris dan Prancis.
Jika berita tentang obat ini benar, apakah Iran mau berbagi dengan negara-negara lain?
Mungkinkah Tokek Bisa Obati HIV / Aids
Masyarakat Indonesia tentu mengenal tokek, sejenis binatang melata berukuran kecil yang masuk dalam golongan cecak besar. Di mata sebagian masyarakat kita, hewan yang masuk dalam suku Gekkonidae ini adalah binatang yang menjijikan dan mengganggu meskipun bagi sebagian orang hewan ini sudah digunakan sebagai salah satu obat penyakit kulit dan gatal-gatal.
Belakangan, siapa sangka tersiar kabar bahwa reptile mungil ini sedang memiliki harga yang sangat tinggi di pasaran, bahkan seekor tokek yang memiliki berat 4 ons bisa dihargai lebih dari 500 juta rupiah.
Harga tokek yang melonjak gila-gilaan ini otomatis mendorong sejumlah masyarakat untuk menangkapnya. Bahkan sejumlah cukong asal Malaysia dan Korea saat ini berkeliaran di Indonesia untuk mendapatkan binatang melata ini dengan harga murah dan kemudian menjual kembali dengan harga yang sangat tinggi.
Melonjaknya harga tokek ini karena dikabarkan bahwa binatang ini sedang diteliti sebagai obat HIV AIDS di luar negeri dan penelitiannya sudah mencapai 90%.
Ade, seorang penjual dan pembeli tokek asal Kapuk, Jakata Utara yang sudah lebih dari setahun menggeluti bisnis tokek ini mengunkapkan bahwa tokek-tokek yang ia kumpulkan dijual dengan cara diekspor ke beberapa Negara seperti China, Hongkong, Jepang dan Perancis.
Namun bukan berarti semua tokek tersebut layak ekspor, karena tokek yang diminta adalah tokek dengan berat lebih dari 3,5 ons karena menurut kabar semakin tua umur dan semakin besar ukuran tokek maka kadar enzim yang ia miliki akan semakin banyak. Dan enzim inilah yang bermanfaat untuk mengobati HIV AIDS.
Belakangan, siapa sangka tersiar kabar bahwa reptile mungil ini sedang memiliki harga yang sangat tinggi di pasaran, bahkan seekor tokek yang memiliki berat 4 ons bisa dihargai lebih dari 500 juta rupiah.
Harga tokek yang melonjak gila-gilaan ini otomatis mendorong sejumlah masyarakat untuk menangkapnya. Bahkan sejumlah cukong asal Malaysia dan Korea saat ini berkeliaran di Indonesia untuk mendapatkan binatang melata ini dengan harga murah dan kemudian menjual kembali dengan harga yang sangat tinggi.
Melonjaknya harga tokek ini karena dikabarkan bahwa binatang ini sedang diteliti sebagai obat HIV AIDS di luar negeri dan penelitiannya sudah mencapai 90%.
Ade, seorang penjual dan pembeli tokek asal Kapuk, Jakata Utara yang sudah lebih dari setahun menggeluti bisnis tokek ini mengunkapkan bahwa tokek-tokek yang ia kumpulkan dijual dengan cara diekspor ke beberapa Negara seperti China, Hongkong, Jepang dan Perancis.
Namun bukan berarti semua tokek tersebut layak ekspor, karena tokek yang diminta adalah tokek dengan berat lebih dari 3,5 ons karena menurut kabar semakin tua umur dan semakin besar ukuran tokek maka kadar enzim yang ia miliki akan semakin banyak. Dan enzim inilah yang bermanfaat untuk mengobati HIV AIDS.
Minyak Kelapa Murni (VCO) Untuk Obat Aids (HIV)
AIDS (acquire immunodeficiency syndrome) merupakan penyakit kekurangan daya tahan tubuh. Penderia AIDS akan tampak kurus dan lemah karena system kekebalan tubuhnya digerogoti oleh virus HIV.
Hasil riset menunjukkan bahwa MCFA, yaitu asam laurat dan asam kaprat, dapat mematikan HIV pada pembiakan di laboratorium. Diperoleh informasi bahwa orang-orang yang terkena AIDs menurun daya daya infeksi virusnya setelah memakan kelapa dan meminum santannya. Bahan yang berkhasiat menurunkan infeksi HIV adalah monolaurin. Monolaurin akan memisahkan membran sel virus dengan cara melemahkan sampai akhirnya terlepas. Dalam kondisi ini, otomatis semakin llama viruspun akan mati.
Dari data klinis penelitian yang pernah dibuat oleh ahli emeritus farmakologi, konsumsi minyak kelapa murni sebanyak 3,5 sendok makan sehari dapat menurunkan daya infeksi virus selama 6 bulan. Pada kondisi tersebut, berat badan dan kondisi tubuh akan meningkat.
GAMBARAN KASUS AIDS DI SUMATERA UTARA s/dApril 2009
Jumlah Penderita AIDS di Sumatera Utara Tahun 1994-2009 ( sampai April 2009).
Kab/Kota | T A H U N | ||||||||||||||||
94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 00 | 01 | 02 | 03 | 04 | 05 | 06 | 07 | 08 | 09 | Jlh | |
Medan | 1 | 1 | 2 | 1 | 2 | 11 | 12 | 16 | 45 | 115 | 110 | 131 | 134 | 581 | |||
P.Siantar | 1 | 1 | 1 | 4 | 7 | 12 | 4 | 9 | 39 | ||||||||
T. Balai | 1 | 1 | 2 | ||||||||||||||
Binjai | 1 | 2 | 3 | 2 | 3 | 3 | 14 | ||||||||||
T. Tinggi | 1 | - | 1 | 3 | 1 | 1 | 1 | 8 | |||||||||
Sibolga | 1 | 1 | |||||||||||||||
D. Serdang | 1 | 1 | 2 | 2 | 12 | 19 | 8 | 21 | 66 | ||||||||
Langkat | 4 | 3 | 2 | 9 | |||||||||||||
Karo | 2 | 3 | 8 | 9 | 6 | 28 | |||||||||||
Simalungun | 2 | 2 | 5 | 2 | 7 | 2 | 20 | ||||||||||
Asahan | 5 | 3 | 4 | 12 | |||||||||||||
Lb. Batu | 1 | 4 | 2 | 7 | |||||||||||||
Taput | 1 | 1 | 2 | 4 | 3 | 11 | |||||||||||
Tapteng | 1 | 1 | |||||||||||||||
Tapsel | 1 | 1 | 1 | 3 | |||||||||||||
Nias | 1 | 1 | |||||||||||||||
Dairi | 1 | 2 | 2 | 4 | 1 | 10 | |||||||||||
Madina | 0 | ||||||||||||||||
Tobasa | 2 | 2 | 4 | 5 | 11 | 8 | 10 | 42 | |||||||||
Samosir | 4 | 1 | 5 | ||||||||||||||
Sergei | 1 | 1 | 2 | 4 | |||||||||||||
Batu bara | 1 | 1 | |||||||||||||||
P.Sidempuan | 0 | ||||||||||||||||
Humbang H | 1 | 1 | |||||||||||||||
Nisel | 0 | ||||||||||||||||
Luar Prop | 3 | 3 | 6 | ||||||||||||||
Jumlah | 1 | 1 | 2 | 1 | 0 | 0 | 1 | 5 | 15 | 17 | 31 | 64 | 167 | 179 | 186 | 202 | 872 |
Jumlah Penderita HIV (+) di Sumatera Utara Tahun 1992-2009 ( sampai April 2009).
Kab/Kota | Tahun | ||||||||||||||||||
92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 00 | 01 | 02 | 03 | 04 | 05 | 06 | 07 | 08 | 09 | Jlh | |
Medan | 1 | 2 | 1 | 1 | 21 | 2 | 2 | 3 | 6 | 6 | 10 | 30 | 40 | 14 | 194 | 212 | 52 | 3 | 600 |
P.Siantar | 4 | 2 | 3 | 9 | |||||||||||||||
T. Balai | 1 | 1 | |||||||||||||||||
Binjai | 4 | 1 | 1 | 6 | |||||||||||||||
T. Tinggi | - | 4 | 1 | 5 | |||||||||||||||
Sibolga | 1 | 1 | 2 | ||||||||||||||||
D. Serdang | 1 | 26 | 25 | 6 | 18 | 76 | |||||||||||||
Langkat | 1 | 1 | |||||||||||||||||
Karo | 1 | 2 | 2 | 6 | 11 | ||||||||||||||
Simalungun | 5 | 2 | 4 | 18 | 29 | 58 | |||||||||||||
Asahan | 1 | 2 | 1 | 4 | |||||||||||||||
Lb. Batu | 1 | 1 | |||||||||||||||||
Taput | 1 | 1 | 2 | 4 | |||||||||||||||
Tapteng | 0 | ||||||||||||||||||
Tapsel | 1 | 1 | |||||||||||||||||
Nias | 0 | ||||||||||||||||||
Dairi | 1 | 1 | 1 | 2 | |||||||||||||||
Madina | 0 | ||||||||||||||||||
Tobasa | 7 | 10 | 5 | 2 | 2 | 26 | |||||||||||||
Samosir | 1 | 1 | |||||||||||||||||
Jumlah | 1 | 2 | 1 | 1 | 21 | 2 | 2 | 3 | 6 | 6 | 10 | 30 | 55 | 30 | 248 | 269 | 100 | 21 | 808 |
No | Tahun | Surveilans (Sero Survey) | |||||
Sentinel | Adhoc | Pasif | Jumlah | ||||
VCT RS | RS lain | ||||||
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. | 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 | 1 0 1 1 0 1 1 1 3 3 11 20 | 0 0 0 0 19 1 0 1 1 1 2 11 | 0 2 0 0 2 0 1 1 2 2 5 6 57 22 239 278 | 1 2 1 1 21 2 2 3 6 6 18 37 57 22 239 265 | ||
18. | 2008 | 74 | 4 | ||||
Jumlah | 43 | 36 | 691 | 4 | 771 |
Kab/Kota | HIV(+) | AIDS | Jumlah |
Medan P.Siantar T. Tinggi Deli Serdang Langkat Tap. Selatan Labuhan Batu Tobasa Simalungun Dairi Sibolga Tj Balai Karo Binjai Taput Asahan Tap. Tengah Samosir Sergei Batubara Nias Humbahas Luar Prop | 600 9 5 76 1 1 1 26 58 2 2 1 11 6 4 4 - 1 - | 581 41 8 66 9 3 7 42 20 10 1 2 28 12 11 12 1 5 4 1 1 1 4 | 1181 50 13 142 10 4 8 68 78 12 3 3 39 18 15 16 1 6 4 1 1 1 4 |
J u m l a h | 808 | 872 | 1680 |
Jenis Kelamin | HIV(+) | AIDS | Jumlah | Keterangan |
Laki-laki Perempuan | 598 210 | 741 131 | 1335 341 | |
J u m l a h | 808 | 872 | 1680 |
Bulan | Jenis Kelamin | HIV (+) | AIDS | Jumlah | |
Laki-laki | Perempuan | ||||
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember | 5 9 1 6 | ||||
Jumlah | 21 |
BULAN | HIV | AIDS | JUMLAH |
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember | 13 3 5 | 68 64 8 51 | 79 |
J u m l a h | 21 | 187 |
Golongan umur (Thn) | HIV (+) | AIDS | Jumlah |
< 1 1 – 4 5 - 9 10 - 19 20 - 29 30 – 39 40 - 49 > 50 | 3 6 5 32 500 216 33 13 | 2 2 0 14 421 317 88 28 | 5 8 5 46 921 523 121 41 |
J u m l a h | 808 | 872 | 1680 |
Kebangsaan | HIV (+) | AIDS | Jumlah | Keterangan |
W N I W N A | 780 28 | 871 1 | 1651 29 | |
J u m l a h | 808 | 872 | 1680 |
Faktor Resiko | HIV(+) | AIDS | Jumlah |
1. Heteroseksual 2. Homo Seksual 3. Intra Drug User 4. Transfusi Darah 5. Perinatal 6. Ibu Rumah Tangga 7. Biseksual 8. Tidak diketahui | 314 13 327 27 13 23 2 89 | 328 10 259 8 4 7 5 18 | 634 22 576 35 15 30 7 107 |
J u m l a h | 787 | 639 | 1426 |
Nama Unit Pelayanan | HIV (+) | AIDS | Jumlah | Ket |
Pemerintah/BUMN/BUMD Rumah Sakit Swasta Dinas Kab/Kota Praktek Dokter Klinik Swasta Praktek dokter spesialis Puskesmas Laboratorium Kesda Lain-Lain | 489 228 13 11 3 9 16 8 10 | 756 90 9 8 1 2 1 0 5 | 1366 318 22 19 4 11 17 8 15 | |
Jumlah | 808 | 872 | 1680 |
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, April 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)