Wednesday, January 21, 2009

Seks

oleh: Magid


''Saya sama sekali tak menganggap pornografi itu merusak, tapi sangat dan amat sangat membosankan''

Kutipan kata-kata diatas merupakan bagian dari tulisan Noel Coward, dalam bukunya berjudul Blithe Spirit terbitan London 1942. Ya, Coward menganggap seks adalah suatu tontonan yang mebosankan, karna tidak ada hal yang lain, hanya itu dan itu...lagi dan lagi....sementara di Kota Kelahirannya, satu persatu rumah bordil tumbang, berganti dengan restoran fast food yang mulai menjamur.

Yah..di negeri kita..akankah jajanan Seks akan tergusur? entah kapan? yang jelas meski membosankan, namun suguhan yang satu ini, praktek mengeksploitasi tubuh, telah menjadi bahan konsumsi manusia sejak tahun masehi belum ada. Sejak jaman Prasejarah, sejak manusia mengenal lawan jenisnya. Bahkan dalam sebuah catatan sejarah, Para Fir'aun di Mesir kerap kali menyuguhkan tontonan 'erotis' tari perut untuk menyambut tamu-tamu agung, serta acara khusus kerajaan pada saat itu. Hingga berabad-abad setelah itu, keindahan tubuh wanita meski membosankan, namun masih tetap ada peminatnya, masih tetap dianggap sebagai suatu yg membosankan tapi juga di butuhkan.

Suatu ketika, pertengahan 2005 lalu, dalam sebuah kesempatan, saya bertemu seorang sahabat, dia seorang pengacara terkemuka. Pada saat itu, saya sedang melakukan investigasi terkait kasus yang melibatkan institusi pemerintah. Ketika itu, demi sebuah informasi, malam sengaja saya habiskan untuk menemaninya sembari menikmati harumnya Wine di sebuah Pub, di sudut Kota Batam. Sembari menikmati Wine, dia mulai menceritakan seputar kasus. Tapi, sejam kemudian dia berkata, ''Ah Bosan mikir masalah, kita harus cari hal yang membosankan untuk mengusir kebosanan ini'' sontak saya menjawab, ''Apa seperti mengobati penyakit dengan penyakit?'' benar! jawabnya.

Namun saya sekali lagi, mencoba memahami sahabat yang sudah dalam pengaruh alkohol itu. Mencoba mencari hal yang membosankan. Kemudia, dengan mengendarai mobilnya, kami meluncur menuju sebuah tempat karaoke exlusif, disana sekali lagi Wine tak ketinggalan, namuan ada yg lain dengan sebelumnya. Hal yang membosankan juga menemani kami. Tiba-tiba, seorang penari telanjang 'Striptis' masuk menggedor pintu ruang VIP yang kami tempati itu. Mulailah sebuah pertunjukkan yang dianggap orang 'tabuh' itu. Tapi saya mencoba untuk berfikir secara positif. Mencoba menghayati apa sebenarnya yang membuat hal ini menjadi 'Tabuh'. Saya teringat satu hal, bahwa antara Cinta, Seks dan ketulusan itu sangat sulit di bedakan.

Kembali mengutip kalimat Coward, bahwa pornografi memang mudah di buat, mudah dicari, mudah dibeli, tapi mudah juga hambar. Sebab ia praktis hanya sebuah repetisi. Fokusnya tetap: bukan manusia dengan karakter berbeda dan gejolak jiwa yang berubah, melainkan organ tubuh yang sama bentuknya dan mudah diramalkan geraknya, terbatas variasi dan kemungkinannya.

Barangkali agama juga punya alasan tersendiri kenapa hal ini dilarang? namun pernakah alasan itu di kemukakan secara tersurat dalam ayat-NYa? tidak-tidak, aku tidak menemukan hal itu, semua hanya di katakan bahwa hal itu 'dilarang' dan 'Dosa' tapi alasan kenapa bisa menjadi 'Dosa' tidak pernah disebutkan. Ah..biarlah, yang jelas, manusia membutuhkan sesuatu untuk membangkitkan hasrat erotisnya, dan karya-karya cabul - seperti halnya fantasi sendiri- digunakan meski hanya beberapa menit, beberapa jam. Dan itu berjalan, seiring perjalanan sejarah manusia hidup. Namun sekali lagi, tulisan ini bukan saya tujukkan untuk menyimpulkan bahwa sejarah hanya syahwat dan cabul.

Di puing Pompeii, kota yang tertimbun lahar di Gunung Vesuvius pada tahun 1979 di temukan sejumlah besar fresco, mosaik, dan petung yang menggambarkan laku seksual secara terang-terangan. Ada mosaik gambar Satir menyetubuhi peri, adapula mural dewa Merkuri dengan Zakar yang mengekar setengah meter. Peninggalan itu barang kalai melukiskan buadaya yang ada disana pada jamannya. Seks, laku cabul bisa jadi membosankan, bertentangan dengan kaidah sosial, laku kesopanan, namun dalam konteks lain, senggama tidak hanya berhubungan dengan prostitusi, mungkin juga karna cinta.

No comments:

Berita Batam