Thursday, June 25, 2009

Air Hujan Dan Nikmat Allah Untuk Manusia

....(Tulisan ini dimuat di Bulletin Madani Dewan Masjid Indonesia-Provinsi Kepri edisi 20)


Oleh: Nur Fahmi Magid

Pernahkan kita berpikir tentang hujan?Fenomena alam yang biasa kita alami itu sungguh menyimpan berbagai proses yang mengagumkan. Allah berfirman di dalam Qur'an :


" Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar ( tertentu ) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah Kamu akan dikeluarkan ( dari kubur )," (QS. Az Zukhruf : 11)

Dalam firman-Nya diatas Allah mengatakan bahwa Allah mengukur kadar hujan. Pernahkah kita berpikir seandainya hujan diturunkan secara tidak terukur ke permukaan bumi?Dampaknya sungguh sangatlah dasyat.

Hujan berasal dari awan. Di awan itu terkandung jutaan ton air hujan. Bayangkan, berjuta-juta ton air sedang bergelayutan di atas kepala kita pada ketinggian beberapa kilometer. Kenapa jutaan ton air itu tidak berjatuhan ke bumi?Karena Allah membuat mekanisme yang sangat canggih.

''Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan'' (QS An Nur: 43)

Dalam Ilmu pengetahuan modern, Air dari permukaan Bumi dirubah terlebih dahulu menjadi uap air yang memiliki berat jenis lebih ringan dari udara. Sehingga uap air itu bergerak ke angkasa. Di ketinggian tertentu, uap air itu lantas bergumul dengan uap air yang lain, yang berasal dari berbagai daerah di permukaan bumi. Di langit itu Allah mengarak jutaan ton uap air menuju daerah yang dikehendaki, dengan menggunakan kekuatan angin. Anginnya bergerak dikarenakan perputaran Bumi yang miring pada sumbunya sebesar 23,5 derajat.

Berapa besar kekuatan yang menggerakkan awan itu sehingga bisa menghidupkan daerah-daerah yang tandus. Kalau seandainya kita melakukan sendiri mekanisme itu, betapa besarnya biaya yang kita keluarkan. Tapi Allah memberikan semua itu gratis kepada kita semua. Dari hujan kehidupan di bumi dijalankan. Allah berfirman:

''Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.'' (QS Al A'raf:5)

''Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.'' (QS Az Zumar: 21)

Pada zaman modern ini, manusia sudah mulai melakukan penyulingan air dengan mencontoh mekanisme turunya hujan. Hal ini misalnya, dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi. Mereka berusaha memindahkan air tawar yang disuling dari lautan menuju ke daratan. Maka, dibikinlah pipa-pipa dan proses penjernihan air dalam skala yang sangat besar. Biayanya tentu luar biasa. Namun Allah dengan sangat gampangnya melakukan itu semua secara terus menerus, sejak berjuta-juta tahun yang lalu, untuk menghidupi seluruh makhluk-NYA dimuka planet bumi ini.

''Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya,'' (QS Al Hijr: 22)

Dari proses terjadinya hujanlah Allah menyediakan air bersih bagi semua mahluk hidup di dunia ini. Ini adalah nikmat yang tak terhingga. Sebagaimana Allah telah menegaskan dalam ayat berikut ini:

''Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih,'' (QS Al Furqaan: 25)

Cara Allah menurunkan air hujan ke bumi pun dilakukan-NYA dengan sangant " santun " dan terukur. Bayangkan kalau Allah menghendaki air hujan yang jumlahnya jutaan ton itu turun secara sekaligus, seperti sebuah air terjun, di suatu daerah tertentu. Kita tidak bisa membayangkan betepa akan hancur lebur daerah itu, diterjang oleh air bah yang jatuh dari langit.

Allah telah mengukur jatuhnya air itu. Baik dalam jumlahnya maupun dalam mekanismenya. Jika suatu daerah sudah " dirasa " cukup memperoleh siraman air hujan, maka Allah menghentikanya. Dia memindahkan guyuran air hujan itu ke daerah lain yang membutuhkannya. Jika tidak, tentu daerah itu akan mengalami banjir yang tidak terkira.

''Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.'' (QS Al Mu'minun: 23)

Allah menggiring uap air dari lautan ke daratan. Sebagian besar turun di gunung-gunung, kemudian menghasilkan sejumlah mata air yang sangat berguna pada musim kemarau. Air itu mengalir lewat sungai-sungai, dan bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia di luar musim hujan. Selain dalam hal jumlah, mekanisme turunnya air hujan itu juga memunculkan rasa kagum kita. Kenapa air hujan turun sebagai butiran-butiran? Barangkali, diantara kita ada yang menjawab : kalau seandainya air hujan iti turun sekaligus seperti air bah, maka bisa dipastikan hidup kita akan terancam. Akan terjadi bencana yang sangat dasyat di muka bumi ini, setiap kali musim hujan.

Namun demikian, pernahkan kita mencermati tentang butiran-butiran air hujan itu? Proses pendinginan yang tidak seragam terhadap uap air yang terkandung di dalam awan dan jarak jatuh air dari awan ke permukaan bumi telah menyebabkab air hujan itu jatuh tercerai berai menjadi butiran air yang berukuran kecil. Sebenarnya jika kita gunakan logika biasa, meskipun butiran air hujan cukup kecil, jika jatuh dari jarak yang sedemikian tinggi, masih berbahaya. Butiran itu bisa berlaku bagaikan peluru yang turun dari langit akibat terjadinya percepatan secara terus menerus. Namun, karna kebesaran Allah, maka butiran itu dijadikan tidak berbahaya. Dalam catatan Ilmu pengetahuan modern, kecepatan air hujan hanya berkisar 8 KM perjam. Ini sungguh merupakan tanda kasih sayang Allah pada kita semua.


'

No comments:

Berita Batam