Thursday, December 17, 2009

Puisiku Terbang


''Puisiku Terbang'' cetusmu sahabat, sesaat sebelum malaikat jabaniah datang menghapus sisa nafas itu. Saat itu, aku benar-benar jadi malinkundang yang sukses. yang datang dari sebuah kekalahan, kemudian bangkit ketika ditinggalkan. Puisimu terbang kawan, bersama butiran-butiran adzan yang kuteriakan ditelingamu, kulihat kau lelap, tak terbangunkan. Senyumu tak terhapuskan, dan kini, puisimu benar-benar terbang. ''Sampai berapa lama kain putih ini bisa bertahan dikulitmu? andai suatu saat nanti aku bisa mengganti kain itu, akan kulakukan. Tenang sobat!''

Kubayangkan kau saat ini, mungkin ini bisa jadi gambaran perasaanmu saat itu, kulanjutkan puisimu yang terbang:

Puisiku terbang
Merenung di simpang jalan
Puisiku terbang
melayang datangi asmara, mencubu batin yang sakit
dan jiwaku...inginkan cintaMu
Dan cintaku sembuhkan luka

Puisiku Terbang
menyorot terang iramanya cinta
dalam doa-doa malam
naluriku pun terbang
menggapai angan
dan sandarkan aku dibahuMU
satukan dengan anganku dalam ayat-ayat yang kupanjat

Ya jiwaku...inginkan cinta
Ya Cintaku sembuhkan luka ini

Kepadamu aku sujud
Kepadamu aku akan hadir
Terbaring garing dalam doa yang tak mengering
Hanya adzan sesaat sebelum tanah itu menimbun jasadku kelak

Saat itu, aku datang padaMu cinta

(Magid, 15 Desember 2009)

Berita Batam